Minggu, 15 November 2015

Mini Fiksi Story 2 : Emergency Love


Di sebuah rumah sakit spesialis paru-paru terbesar, tampak ada seorang dokter muda perempuan yang sibuk mondar-mandir di ruang IGD melayani pasien yang terus berdatangan. Disa adalah dokter magang untuk bagian IGD dan hampir setiap hari dia melayani pasien gawat darurat.

"Dokter Disa... apa bisa mengantarkan file dan rontgen paru ini ke dokter Sei? ini ada pasien dokter Sei"

"Baik" Uh kenapa harus aku? Dan kenapa harus Dokter Sei?

Dokter Seiri Adrian adalah dokter idola di rumah sakit ini. selain dia masih muda, dia tampan, cerdas, telaten dalam menangani pasien selain itu dia sangat menarik. Banyak pasien, suster dan dokter-dokter yang dia tolak cinta mereka. Kalau boleh jujur aku juga termasuk salah satu dari mereka, aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada dokter sei, sejak dia menangani pasien dengan sangat baik di IGD, sejak itu juga aku suka padanya. tapi aku tahu diri, aku berusaha memendam rasa itu dan jangan sampai rasa ini semakin membesar dan jangan sampai dia tahu.

Disa akhirnya berada didepan ruangan dokter Sei, dia menarik nafas panjang dan kemudian mengetuk pintu ruangan dokter Sei.

Dokter Sei tampak serius melihat hasil rontgen thorax pasiennya.
"Hmm... kondisinya semakin parah, Kankernya makin menyebar.. tapi ini tampaknya masih bisa diatasi"

Oh God, dia memang tampan sekali. kalau saja dia adalah pacar atau tunanganku, pasti aku udah langsung memeluknya dan menciumnya. Astaga, apa yang aku pikirkan disaat-saat seperti ini? Dasar bodoh, lagipula hal itu tidak akan pernah terjadi!!!

"Instruksikan suster Mei, untuk memasang selang oksigen, menyuntikan antibiotik dan antarkan pasien ini ke ruang perawatan segera"

"baik dok..." Disa segera menelpon suster Mei.

Disa diajak untuk minum teh dengan dokter Sei di ruangannya. tentu saja Disa tidak melewatkan kesempatan ini, kapan lagi bisa ada moment seperti ini. Pasti dokter dan suster yang lain iri padanya. lagipula shift Disa sudah selesai dan dokter Sei lagi istirahat makan siang. Tiba-tiba ada sebuah pertanyaan dimana Disa ingin menanyakan kepada dokter Sei sejak dulu.

"Dokter Sei... Dokter kenapa memutuskan untuk jadi dokter spesialis paru?"

"Oh, dulu ada seseorang yang penting bagiku, dia sakit asma yang parah dan kemudian dia tidak ada di dunia ini. sejak itu aku memutuskan untuk jadi dokter spesialis paru"

"seseorang yang penting itu saudara atau...." Belum selesai kalimat Disa dan tiba-tiba dia merasa ada sebuah tangan yang merangkul bahunya.

"bagaimana denganmu?" Tanya dokter Sei dengan senyumannya yang menggoda

"Aku? Aku... ya karna ayahku adalah dokter spesialis paru juga. la-lalu aku juga merasa punya panggilan untuk merawat pasien yang sakit paru... ka.. karna itu"

"kau mau hidup bersama denganku. kita akan merawat dan menolong pasien-pasien ini selamanya?"  Tanya dokter Sei yang dia semakin mendekatkan wajahnya ke Disa

"Aku..." Tidak maungkin aku pasti bermimpi. Iya ini pasti mimpi. tidak mungkin dokter Sei yang idola itu mengatakan hal ini padaku. dan melakukan hal seperti ini. rangkulan di bahu dan pegangan tangan. aku tidak mungkin menolak kalau seandainya dia mememluk atau menciumku karna aku... mencintainya...

Begitu Disa menutup mata. entah kenapa tidak terjadi apa-apa. Disa membuka matanya dan tampak Dokter sei melepaskan rangkulan dan tangannya.

"Maaf saya cuman bercanda, kembalilah ke ruanganmu.." kata dokter Sei dingin

".... Baik....  kalau begitu saya permisi" Disa segera bergegas pergi dari ruangan itu.

Kenapa? Kenapa? Apa maksud Dokter Sei barusan? Apa dia cuman mau mempermainkan dirinya saja? Padahal Disa serius padanya. kalau dia memang cuman main-main, lalu perasaan cintaku ini harus dikemankan? Aku harus bagaimana?

Dokter Sei hanya menarik nafas panjang dan sesaat dia memikirkan kekasihnya yang dulu telah meninggal. apa aku bisa melupakanmu dan mencari penggantimu?

Tamat

written by : camarillo happy

(Image from kiss revenge - voltage)

Tidak ada komentar: