Senin, 16 November 2015

Mini Fiksi Story 3 - Addicted


                                                                                      Written by : Camarillo Happy

Beni tampak keluar dari mobilnya, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kantor pun tampak sepi, tidak ada siapapun di kantor ini. Tapi dia yakin pasti ada seseorang yang berada di ruangan itu. Benni membuka pintunya dan tampak ada seorang perempuan yang sedang sibuk mengetik di layar laptopnya. Beni menarik nafas panjang. Dia pun mendekati perempuan yang tampak begitu serius dengan laptopnya.

"Masih sibuk seperti biasanya?" Tanyanya sambil melipat tangannya didada

"Enggak kok, ini juga bentar lagi selesai. lihat... saham Adaro sedang naik. padahal kemarin sempat turun... kalau begini pasti keuntungan bakal naik"

Tanpa basa-basi lagi, Beni segera menutup laptop Tania sampai Tania terdiam. Tania melihat ke arah Beni yang kelihatannya kesal.

"Tahu sekarang jam berapa?" Tanya Beni sambil menaikkan alisnya.

"masih jam 9 kan? Eh, sekarang udah jam 12 ya?" Tania melihat jam di dinding kantornya.

"besok kita ada meeting dengan investor Bahtera Energy jam 9 pagi dan sekarang kamu masih sibuk dengan laptopmu"

"Aku masih tahan bekerja kalau jam segini, lagipula bentar lagi aku pulang kok. kamu terlalu khawatir deh..." Tania berusaha untuk mengangkat layar monitor laptopnya lagi tapi Beni masih tetap menahannya dengan tangannya.

"Aku tidak mau kamu sakit.... bagaimanapun jam kerjamu sudah keterlaluan. aku tidak bisa diam saja... "

Tania sesaat terdiam. dia tahu kekasihnya ini dan juga rekan kerjanya ini sangat memperhatikannya. dia menyadari kalau dirinya adalah seorang workaholic tapi dia tidak bisa menahan hasrat bekerja itu. lagipula ada alasan yang membuat dia jadi seperti ini.

".... Dulu, aku pernah menganggap aneh salah seorang boss di perusahaanku dulu. Dia sangat maniak bekerja, kadang pulang meeting jam 2 pagi dan dia sampai rumah jam 4 pagi. Dan harus berangkat kantor lagi jam 7. rasanya dia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja, dia tidak punya kehidupan lain selain bekerja. tapi sekarang aku tahu apa alasannya"

Beni tetap terdiam dan dia ingin mendengar apa yang ingin kekasihnya ini jelaskan.

"Kalau dia tidak bekerja, bagaimana nasib bawahannya, keluarganya... juga dirinya. sebagai atasan, dia adalah pion utama yang membawa bisnis perusahaannya berjalan, dialah yang sebenarnya bisa menafkahi bawahannya bersama keluarganya..."

Tania mengambil sebuah botol air mineral yang tergeletak di atas meja kantornya dan meminumnya.

"Kadang aku juga berpikir.... kalau aku tidak bekerja, kalau aku tidak mendapatkan uang dan kedudukan. apa masih ada orang-orang yang masih mau berhubungan denganku? mungkin kamu juga tidak mau berdekatan denganku"

"........  kalau aku memilih seseorang hanya dari segi harta, aku bisa saja mencari wanita lain yang jauh lebih kaya darimu. Aku memilihmu bukan karena hal itu" Beni mendekat dan dia duduk disebelah Tania.

Tania sedikit merasa bersalah telah berkata seperti itu. Tentu saja bukan alasan itu Beni mau bersamanya, dasar bodoh! kenapa dia bisa-bisanya sempat berprasangka begitu pada kekasihnya sendiri yang dimana disaat senang dan susah mereka selalu bersama. selalu.... Aku tidak ingin kehilanganmu, sama sekali tidak. aku sudah kehilangan orang tua ku dan keluarganya sudah jauh darinya. hanya Beni lah satu-satunya sandaran baginya. hanya dia...

"sepertinya aku tahu alasan kenapa aku jadi gila kerjanya seperti ini. yang pertama agar aku bisa melupakan kepedihan ditinggal orang tuaku dan sejak itu entah sejak kapan lama kelamaan aku jadi semakin gila bekerja, apalagi dengan tambahan banyakan order dari client. Disaat aku berada di puncak, aku takut kehilangan harta, kedudukan dan hal yang paling aku takut adalah aku takut kehilangan dirimu..." Tania menatap Beni dengan tatapan dalam, sebenarnya dia ingin menangis tapi dia tahan.

"............. aku juga sama. aku takut kehilanganmu.... aku mengkhawatirkan kesehatanmu. kalau kamu sakit, aku pasti sedih.... jangan semua beban karyawan dan perusahan ini kamu tanggung sendiri. ada aku bersamamu" Beni menyandarkan kepalanya di bahu Tania. Tania lemah dengan tatapan lembut kekasihnya ini. dia jadi semakin mencintainya.

Ya.... apapun kendala yang akan mereka hadapi, mereka pasti akan menghadapinya bersama. Aku ingin menghadapi dunia yang terkadang kejam ini bersamamu. selalu....disaat senang dan sedih selalu bersama. selalu...

Tamat

(image from voltage: scandal in the spotlight)

1 komentar:

IBU SARTIKA DI KALIMANTAN mengatakan...

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah yang telah mempertemukan saya dengan Mbah Rawa Gumpala dan melalui bantun pesugihan putih beliau yang sebar 5M inilah yang saya gunakan untuk membuka usaha selama ini,makanya saya sengaja memposting pesang sinkat ini biar semua orang tau kalau Mbah Rawa Gumpala bisa membantuh kita mengenai masalah ekonomi dengan bantuan pesugihan putihnya yang tampa tumbal karna saya juga tampa sengaja menemukan postingan orang diinternet jadi saya lansun menhubungi beliau dan dengan senang hati beliau mau membantuh saya,,jadi bagi teman teman yang mempunyai keluhan jangan anda ragu untuk menghubungi beliau di no 085-316-106-111 rasa senang ini tidak bisa diunkapkan dengan kata kata makanya saya menulis pesan ini biar semua orang tau,ini sebuah kisa nyata dari saya dan tidak ada rekayasa sedikit pun yang saya tulis ini,sekali lagi terimah kasih banyak ya Mbah dan insya allah suatu hari nanti saya akan berkunjun ke kediaman Mbah untuk silaturahmi.Wassalam dari saya ibu Sartika dan untuk lebih lenkapnya silahkan buka blok Mbah disini 💋Pesugihan Putih Tanpa Tumbal💋